Selamat Datang di 'Rumah Biru'

Tempatku Berbagi Cerita, Tempatku berbagi Ceria, Tempatku berbagi Cinta, Tempatku berbagi Cita

Kamis, 30 Desember 2010

Sebuah Illusi.....


Sebuah illusi

(catatan seorang kakak untuk gadis kecil)

Mengapa aku selalu meragu bila dirimu di dekatku

Ataukah mungkin kerdilnya jiwaku

Hingga tiada kata sekedar menyapa

Entah apa yang ada dalam benakku

Dirimu terlalu anggun untukku, begitukah ?

Bukan aku menghindar darimu

Kenyataan akan cintaku

Mungkinkah aku dapat mencintaimu

Sedang kau selalu berceritera dunia kecilmu

Yang indah di sela-sela senyuman

Ataukah aku yang begitu berharap dan mendamba

Itu cukup membuatku bahagia yang tiada nyata

Dan bila anganku datang menjelang

Di sana kau kisahkan dirimu yang merinduku

Dengan segala manjamu

Kugapai cintamu – walau penuh rintangan

Tapi bukan diriku milikmu

Karena kau milik semua

Di setiap sudut kota

Penuh dengan himbauan ceriteramu

Indahnya duniamu

Ketika aku rindu ceritamu

Kau kisahkan mimpimu

tentang aku

tentang dirimu

bercumbu

bercium

mesra

Adakah itu akan jadi nyata, katamu

Dan aku tertegun tanpa kata

Telah lama aku ingini dirimu

tapi cuma bayangan wajahmu

hadir dalam mimpi-mimpi indah tidurku

Percuma aku berlagu untukmu seorang

sedang dirimu tak mau dipuji

Bagaimanakah aku harus berdiri

memijak tanah cintamu

dan merangkai kata

yang patut kupersembahkan padamu

Dan kenapa hanya ilusi belaka yang datang

Bukan kau

Padahal kau tahu

aku hanyalah aku yang kalah dalam kata

Sampai di sebuah analogi deritamu yang lalu

Akh,

lalu buat apa selama ini aku menunggumu

Barangkali karna aku terlalu tua bagimu

begitukah ?

Kalau cuma itu kurasa tiada berat hatimu

Katakanlah,

kiranya dirimu butuh kasih sayangku

demikian kata hatiku

Dalam mimpiku kau pinta peluk ciumku

dengan segala sayangku

Tapi aku ingat kau begitu kecil

tidakkah kau sadar

Aku tak kuasa

dan aku percaya juga

membuat aku ingin mengharapkan

bahwa semua akan terjadi

bukan mimpi lagi

entah kapan

Sekali aku pernah membelai dagumu

engkau kaget - maafkan aku

dan kau diam seperti tak ada persoalan

itu cukup membuatku tahu

tentang dirimu

Kau begitu tahu akan apa yang ingin kulakukan

kau menghindar

Kini segalanya serasa ingin kukisahkan

untukmu gadis kecilku

Bahwa aku bukanlah sekedar berkhayal

Cintaku bukan sekedar ilusi

Aku mencintaimu gadis kecilku

Aku ingin membimbingmu ke jalanmu


*Batang, 28 Juni 1979*

By: Ida Arrysandy

Rabu, 29 Desember 2010

SRAWUNG SENI CANDI





Bulan Suro bagi sebagian masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah menjadikan sarana untuk introspeksi, sehingga pada bulan itu jarang ditemukan kegiatan yang bersifat kesenangan dan kegembiraan. Yang ada adalah ritual-ritual dan doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun seiring dengan berjalannya waktu kehidupan masyarakat sudah mulai berubah. Tanpa meninggalkan tradisi leluhur yang sudah mengakar di masyarakat, kegiatan ritual dikemas menjadi sebuah atraksi budaya.

Kabupaten Karanganyar yang terletak di lereng Gunung Lawu memiliki banyak upacara tradisi antara lain Mandasiya, Wahyu Kliyu, Jabaleka, Dhukutan, Mapag Surya Jawi, Pasar Kumandang, dan sebagainya, yang kesemuanya itu dilakukan oleh warga masyarakat secara spontan dan turun temurun.

Di samping memiliki berbagai adat istiadat yang masih mengakar dan dilestarikan, Kabupaten Karanganyar juga memiliki beberapa peninggalan sejarah berupa Candi.

Candi, bukan sekedar tempat pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi pemeluknya , lebih dari iru adalah salah satu jejak sejarah peradaban dan budaya yang di dalamnya terdapat konteks kehidupan. Hingga sekarang Candi bisa berfungsi sebagai sumber kreatifitas dan sumber cipta seni lingkungan hidup.

Beberapa situs Candi di Kabupaten Karanganyar yang saat ini mulai dikenal di seantero dunia adalah Candi Sukuh dan Candi Cetho, yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Di kedua Candi tersebut terdapat relief-relief Dewa Ruci, Sudamala dan Garudeya, yang merupakan titik sambung dari masa abad ke 14 dan 15 menuju ke masa kekinian

Bepijak dari pentingnya melestarikan nilai-nilai tradisi dan budaya tersebut, maka segala inspirasi muncul guna mengenalkan seni tradisi dan budaya yang tak lekang oleh waktu bagi perkembangan seni budaya tanah air. Salah satunya diwujudkan dalam bentuk “Srawung Seni Candi”

Srawung Seni Candi yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2003 ini diharapkan sebagai sarana untuk menyatukan keinginan para pecinta seni dan para pujangga untuk mengekplorasi dan mengekspresikan nilai-nilai budaya dan tradisi dengan kolaborasi modern. Sehingga Srawung Seni Candi ini diharapkan menjadikan perhelatan yang dapat mewujudkan rasa kebersamaan, gotong royong, bowo roso, ngudo roso, ngobrol percakapan-percakapan antara penonton, kritikus maupun penyaji. Kata Seni Candi diharapkan mampu mereguk inspirasi cerita-cerita relief, arsitektur alam dan masyarakat setempat.

Bersama Mbah Prapto

Perhelatan Srawung Seni Candi ini setiap tahunnya diselenggarakan oleh Padepokan Lemah Putih Gondangrejo Karanganyar, di bawah pimpinan Suprapto Suryodarmo, atau lebih dikenal dengan panggilan Mbah Prapto, bekerjasama dengan berbagai pihak, menjadikan sebuah entertainment yang menarik,sangat langka dan sayang untuk tidak disaksikan.

Untuk tahun 2010/2011 ini Perhelatan Seni Srawung Candi akan dimulai pada hari Jum’at 31 Desember 2010, jam 09.00 WIB berupa acara resmi Prosesi, Pembukaan dan dilanjutkan pementasan-pementasan Fragmen dan tari dari grup2/ sanggar seni maupun seniman perorangan, antara lain: Dewi Ruci (Surakarta), Miroto (Yogya), Theresa Burke (Irlandia), Andrew Carey (Inggris), Maya Cockbum (Irlandia), Annie Brook (Amerika Serikat), Melanie Munt (Belgia), Usha Mahenthiralingam (Inggris), Clare Ballard (Inggris) dan Seni Teku (Yogyakarta).

Prosesi

Di sela-sela pertunjukan, dilaksanakan pula Seminar/ Sambung rasa terbuka dengan pembicara: Ir. Catrini P. Kubontubuh, M.Arh.(Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Pustaka Indonesia), Dwi Cahyono (Pengamat seni dan Penulis dari Jawa Timure), Henri Nurcahyo, Mugiyono Kasido, dan Sandra Reeve, Phd (Seniman dari Inggris)

Atraksi Seniman Perorangan

Sedangkan pada malam harinya, dimulai jam 19.00 WIB diadakan malam tirakatan yang akan diampu oleh Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Solo, HPK Karanganyar dan Forum Boworoso Tosan Aji Sudjatmoko.

Atraksi Fragmen Grup Seni

Hari Sabtu 1 Januari 2011, kegiatan Srawung Seni Candi dimulai pukul 09.00 WIB diawali dengan prosesi dilanjutkan dengan pertunjukkan Seni Reyog Bayu Seto (Sukoharjo), Djarot B.Darsono (Surakarta), Hinaq Denga’an (Kutai), I Wayan Sadra (Surakarta), Saille Mawson (Skotlandia)Theresa O’Driscoll (Irlandia), Annie Brook (Amerika), Lynda Bransbury (Inggris) Leonie Northfield (Australia), Agung Rama Putra (Bali), Sandra Reeve (Inggris), Frances Mezzeti (Skotlandia), Britta Goeliner (Jerman) Laura O’Brien (Irlandia), Cempluk Lestari (Solo), Estefania Pifano (Venezuela), APPAKIA (Makassar) dan diakhiri dengan pertunjukan Kethoprak Ngampung dari Solo.

Atraksi Reyog dari Grup Masyarakat


Sumber: >> Padepokan Lemah Putih (www.lemahputih.com);

>> Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar;

Selasa, 28 Desember 2010

DI PERSIMPANGAN JIWA

Di persimpangan jiwa

(untuk Awan)


Terbangun dari ketermanguan

Ketika suara harpa mencabik-cabik sukma

Ada jelaga menutup rona wajahnya

Pekatnya bagai berlapis tabir selaksa

Ingin diraihnya wajah sendiri

Lalu dijilatinya jelaga hitam

Walau terasa pahit

Agar ronanya kembali menyala

Namun ada bola mata lain menatapnya

Menusuknya

Tepat di atas luka lama

Dan ia melenguh tak berdaya

Kembali terjerembab dalam pelukan malam

Diam dan bisu


Doa-doa beku terucap di bibir kecu

Getarnya merambat seluruh nadi biru

Ada asa meremang di kedalaman jiwa

Mencari kasih suci tuhannya

Kepada siapa ia bertanya

Ke mana jalan yang dulu dijanjikan

Agar kakinya melangkah pasti

Di persimpangan jiwa


Karanganyar, 31 Oktober 2010

By: Ida Arrysandy