Waktu saya diajak oleh Bos dan teman2 kantor menghadiri pemecahan Rekor Muri untuk Apem terpanjang di halaman eks Hotel Ambarukmo Yogyakarta awal bulan lalu, tepatnya Minggu, 9 Agustus 2009, saya sudah membayangkan akan melihat Apem yang "guede dan panjaaangg....".
Maka kami pun sampai di tempat yang dituju..
Wa dalaah..... ternyata maksud terpanjang di sini adalah... "rangkaian tyerpanjang". Apemnya biasa-biasa aja . Ukuran diameternya 7 cm...
Tapi unik juga... pagi itu ada barisan apem yang sudah ditata rapi di atas meja.. disamping ada meja2 kosong yang diuperuntukkan bagi apem2 baru yang segera dibuat... Maka mulailah dimasak apem2 itu..
Adonan pertama dituangkan oleh Bapak Kepala Dirjen Pengembanga Destinasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia...
Diikuti oleh para petinggi dan pejabat di Jajaran Dinas Priwisata Kebudayaan, baik DIY maupun Jateng.. termasuk Wakil Bupati yang hadir.. semuanya belajar masak kue apem.
Bahan dasarnya sederhana: tepung beras, ragi, santan, gula...
Alatnya pun cukup anglo, cetakan dan kipas....
Untuk memecahkan rekor Muri Rangkaian Apem terpanjang, yaitu 1 kilometer.. ternyata dibutuhkan apem sebanyak lebih dari 15 ribu apem...
Sambil menunggu penghitungan selesai.. di panggung kecil disajikan hiburan tari oleh Kabupaten peserta Java Promo antara lain Loro Blonyo dari Karanganyar
dan Kuda Lumping dari Temanggung....
Menurut sejarahnya... kata-kata apem berasal dari kata"afwan" (bahasa arab) yang artinya "maaf". So Apem disimbolikkan sebagai tanda permintaan maaf...
Untuk itu... meski sedikit terlambat dan tanpa membawa apem... saya minta maaf kepada teman2 bilamana selma ini ada kekhilafan.... Selamat menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadhan...
Selamat Datang di 'Rumah Biru'
Tempatku Berbagi Cerita, Tempatku berbagi Ceria, Tempatku berbagi Cinta, Tempatku berbagi Cita
Sabtu, 29 Agustus 2009
Senin, 03 Agustus 2009
Puri Taman Saraswati
Puri Taman Saraswati berada di komplek Candi Ceto, terletak di dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi. Taman ini merupakan salah satu obyek wisata di wilayah Kabupaten Karanganyar yang tergolong baru. Diresmikan tahun 2007 oleh Bupati Karanganyar dan bupati Gianyar Bali sebagai bentuk kerjasama antar daerah, dimana menurut hikayatnya ternyata penduduk desa Gumeng dan Gianyar memiliki garis leluhur yang sama, terutama bagi masyarakat asli yang beragama Hindu Bali.
Puri Taman Saraswati berfungsi sebagai tempat pemujaan keagamaan bagi Umat Hindu sekaligus sebagai obyek wisata, karena terletak di daerah hutan lereng utara Gunung Lawu yang sangat indah, dengan ketinggian 1.470 m di atas permukaan air laut.
Titik fokus obyek wisata ini beupa keindahan Patung Dewi Saraswati, yang sengaja didatangkan langsung dari Gianyar Bali. Menurut kepercayaan umat Hindu, Dewi Saraswati adalah dewi yang berparas cantik, dengan perilaku yang lemah lembut, mengenakan busana nan indah, bersinggasana di atas Padma, kelopak bunga teratai yang diusung oleh sepasang angsa....
Puri Taman Saraswati berfungsi sebagai tempat pemujaan keagamaan bagi Umat Hindu sekaligus sebagai obyek wisata, karena terletak di daerah hutan lereng utara Gunung Lawu yang sangat indah, dengan ketinggian 1.470 m di atas permukaan air laut.
Titik fokus obyek wisata ini beupa keindahan Patung Dewi Saraswati, yang sengaja didatangkan langsung dari Gianyar Bali. Menurut kepercayaan umat Hindu, Dewi Saraswati adalah dewi yang berparas cantik, dengan perilaku yang lemah lembut, mengenakan busana nan indah, bersinggasana di atas Padma, kelopak bunga teratai yang diusung oleh sepasang angsa....
Dewi Saraswati digambarkan bertangan 4 (empat), yang artinya meski ia seorang putri (wanita), namun dengan pengetahuannya yang berbudi luhur mampu mengemban 4 ilmu yang digambarkan dalam 4 alat yang dipegangnya, yaitu: Wina, Aksamala, Damaru dan Pustaka, yang artinya: Wina adalah simbol kekuatan yang indah, menarik, lemah lembut dan mulia, yang merupakan sifat dari ilmu pengetahuan, Damaru adalah simbol seni dan budaya yang agung, Aksamala adalah simbol dari kekekalan dan tak terbatasnya ilmu pengetahuan, sedang Pustaka sendiri adalah simbol ilmu pengetahuan.
Perayaan untuk memperingati keagungan Dewi Saraswati atau biasa disebut sebagai Hari Saraswati dilaksanakan setiap 210 hari atau 6 bulan sekali... yaitu salah satu hari raya umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), dalam kekuatannya menciptakan ilmu pengetahuan dan ilmu kesucian....
(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Karanganyar)
Perayaan untuk memperingati keagungan Dewi Saraswati atau biasa disebut sebagai Hari Saraswati dilaksanakan setiap 210 hari atau 6 bulan sekali... yaitu salah satu hari raya umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), dalam kekuatannya menciptakan ilmu pengetahuan dan ilmu kesucian....
(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Karanganyar)
Langganan:
Postingan (Atom)