bulir-bulir padi tumbuh di antara rerumputan
indahnya tertiup angin sepoi
tegarnya menantang kicauan burung nakal
disapunya gerah dan panas kemarau panjang
bulir-bulir padi merunduk di antara dedaunan
cahyanya tetaplah bersinar
malunya menyerpih lara duri-duri kecil
ditatapnya tubuh ringkih tinggal semusim
bulir-bulir padi terkoyak diantara jerami
bukan lara dirasanya tercabik diantara ani-ani
sepinya menunggu hempasan-hempasan asa
aku tetap yang terbaik, teriaknya
sebab aku adalah pengharapan
sebab aku adalah penghidupan
dan bulir padi tanpa sekam adalah kenikmatan
penghidupan diantara helaan nafas-nafas memburu
dalam penantian yang tak pernah usai
kepasarahannya
ketakberdayaannya
adalah pengabdian suci cintanya
Karanganyar, 19 Maret 2010