Selamat Datang di 'Rumah Biru'

Tempatku Berbagi Cerita, Tempatku berbagi Ceria, Tempatku berbagi Cinta, Tempatku berbagi Cita

Minggu, 03 Juli 2011

Ijinkan aku mencintaimu dengan caraku.. (3)


Bagian 3

“I'm not good enough to be your friend. am I?” pesan lelaki itu tertulis di inbox, jam 21.44. Rupanya lelaki itu lama-lama tahu kalau pada jam-jam segitu dia sudah beristirahat di rumahnya. Nonton tivi atau browsing internet tentang hal-hal yang ingin diketahuinya. Dia tersenyum dan membayangkan wajah lelaki itu penuh harap dengan mata sayunya yang hanya bisa ia lihat di pict profile-nya. Karena sejauh ini dia tak ingin mengenalnya lebih jauh. Meski sebetulnya bagi mereka amat mudah membuat janji untuk ketemu. Tapi itu semua tak dilakukan.

“Why do you think there? “ jawabnya singkat.

“Please give me your phone number...Please! Unconfortable give you massage from fb, not secure enough.. “ pinta lelaki itu..

“I'm sorry if I had disappoint, 'till now can send phone number. I'm balmy enough in this way.. “ tulisnya. Sambil berpikir.. ah sama saja.. bahkan kalau lewt ponsel baginya lebih tidak aman, karena bisa saja terbaca orang iseng yang pura-pura pinjam ponsel. Dan semuanya akan jadi berantakan. Pikiran negatif pasti tertuju padanya. Betapa tidak, dia selalu berkata penuh hikmah, demikan pula dalam status-statusnya di fesbuk, kok tiba-tiba beriseng ria dengan lelaki yang bukan siapa-siapanya.

“Oke, what ever..Have a nice sleep.. “ jawab lelaki itu tidak memaksa.

“Yours thank have understood my self. Have nice sleep too..” tulisnya menutup percakapan inbox malam itu.

Dan meski dia sudah menutup percakapan hatinya mulai tergerak untuk mencari tahu siapa sih lelaki itu ? entah magnet apa yang membuatnya tiba-tiba mulai tertarik juga. Dibukanya dinding fesbuk lelaki itu. Di bukanya informasi pribadi, foto, dan lain-lain.. tapi tak ditemui keistimewaan dan informasi apa-apa.

Lalu dia secara hati-hati mencari tahu tentang lelaki itu pada teman bersamanya di fesbuk Namun tidak ada informasi yang berarti. Karena lelaki itu jarang memberikan komentar di status mereka, paling-paling meberikan jempol.

Penasaran juga.. karena begitu setianya lelaki itu berharap untuk bisa berkomunikasi secara pribadi, tidak lewat inbox. Lelaki itu pun berjanji tidak akan menelponnya. Apalagi berusaha ketemu. Lelaki itu merasa leluasa berkomunkasi lewat short massage di ponsel.. tidak harus buka fesbuk.. Dia berfikir.. apa salahnya ?? Akhirnya dikirimkannya nomor ponselnya.. Betapa girangnya lelaki itu. Lalu sms demi sms pun memenuhi ponselnya. Dan dia merasa tidak terganggu bahkan selalu menunggu sms lelaki itu.. Pagi, siang, malam.. selalu ada kata sapa.. Kata-katanya indah dan menggugah, menyejukkan.. Dia mulai terbasa dan merindukan pesan-pesan singkat ataupun panjangnya.. Lelaki itu berceritera tentang dirinya, keluarganya, masa kecilnya, cintanya, dan lain-lain tentang kehidupannya. Dan dia merespon dengan balik cerita tentang dirinya, kehidupan dan cintanya.. Tidak ada sapaan bu atau mbak yang ditulis lelaki itu.. tapi berkanti dengan “aku dan kamu”. Komunikasi yang enak seperti dua orang sahabat yang lama tak bertemu.

***

Hari-hari pun menjadi indah, tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa dia akan mendapatkan teman curhat bila ada kekesalan di tempat kerjanya ataupun di rumah. Dia lebih bersemangat untuk menulis puisi dan sajak yang sudah lama ditinggalkannya. Semua karena lelaki itu. Lelaki itu sangat mengagumu tulisan-tulisannya. Hingga pada suatu malam, ketika tengah ber smsan dia ingin sekali mendengar suara lelaki itu. Keinginan yang tak terbendung. Dipijitnya nomor ponsel lelaki itu. Dadanya berdegup kencang.. antara malu dan ingin…

“tut......” terdengar nada sambung. Lalu terdengar suara tombol dipijit.. diterima..

“Hai…” sapanya.. sambil dadanya terus dag dig dug..berharap mendengar suara lelaki itu.

“Hai…” jawab suara di seberang sana. Suara yang berat namun lembut. Dia sampai tak tahu harus bicara apa lagi.. karena memang tidak tahu topik apa yang akan diomongkan.. Untung lelaki di seberang sana melanjutkan.

“ Kok telpon… kan kita sudah janji untuk tidak menelpon?”

“Bukan kita.. tapi kamu..” jawabnya

“Wah.. kalah deh..” kata lelaki itu

‘Kenapa?” tanyanya

“ Gak papa, Cuma kok kamu malah telpon” sepertinya dia menahan getaran suaranya.

“ Aku ingin mendengar suaramu” jawabnya datar.. mulai bisa menata perasaan.

Lalu terhenti.. sunyi..

“ Maaf, aku mengganggumu ya ?” Tanya lelaki itu

“Oh, tidak.. ternyata aku senang berteman denganmu”.. Jawabnya..

Dan percakapan basa basi itu telah melenakan mereka sampai larut malam..

“ Kamu, besuk harus kerja.. istirahat dan tidur ya ?? Ntar kesiangan lho…” kata lelaki itu

“ Iya.. terimakasih.. Selamat malam..” jawabnya.

Entah mengapa, malam yang dingin itu membuatnya begitu gelisah tapi senang, setelah mendengar dan bercakap-cakap dengan lelaki teman barunya. Ah, aku tak boleh jatuh cinta. Matanya diusahakan untuk terpejam namu tak sanggup jua. Suara lelaki itu begitu mempengaruhi jiwanya. Masak sih aku jatuh cinta pada orang yang belum kukenal hanya karena mendengar suaranya ?? pikirnya. Tidak. Aku tidak boleh jatuh cinta. Cinta hanya membuatku sakit hati.

***

Tapi kini ia telah jatuh cinta. Cinta yang tidak masuk akal. Cinta yang begitu dalam. Penuh konflik batin antara keinginan dan penolakan. Sebuah pribadi yang melekat pada dirinya. Seorang ambivalensi. Hari-harinya diisi dengan pengharapan akan kehadiran lelaki itu. Mimpinya selalu pada lelaki itu. Lelaki yang hanya dikenalnya lewat dunia maya. Kalaupun ada dunia nyata yang dijalaninya bersama adalah mendengar suara lelaki itu. Suara yang begitu nyaman di telinganya. Suara yang selalu dirindukan. Suara yang menimbulkan getaran-getaran yang tak pernah dirasakan sebelumnya.

Dan kini perjalanan cinta mereka selama hampir setahun telah berakhir. Dia ingin protes tapi tak sanggup. Rasa cintanya harus disimpannya dalam-dalam. Sesekali ditumpahkan dalam tulisan dan catatannya. Di buku hariannya penuh dengan puisi-puisi cinta yang tak pernah terkirim ke alamatnya. Karna dia ingin membuktikan bahwa ia begitu masih mendambakan kebersamaan itu.. Lalu tangannya mulai mengetikkan sebuah kalimat ;”Kekasih… ijinkan aku mencintaimu dengan caraku…”

Sayup-sayup terdengar dari winamp sebuah lagu dari Slank yang begitu menyentuh….

Pernah berpikir 'tuk pergi

Dan terlintas tinggalkan kau sendiri

Sempat ingin sudahi sampai di sini

Coba lari dari kenyataan

Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu

Ku tak bisa jauh jauh darimu

Lalu mau apa lagi

Kalau kita sudah gak saling mengerti

Sampai kapan bertahan seperti ini

Dua hati bercampur emosi

Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu

Ku tak bisa jauh jauh darimu

Sabar sabar aku coba sadar

Sadar sadar seharusnya kita sadar

Kau dan aku tercipta

Gak boleh terpisah

Dan tak bisa jauh jauh darimu

Ku tak bisa jauh jauh darimu


==========SELESAI===========

Inspiring pict from: IsyanaDewa

Tidak ada komentar: