Selamat Datang di 'Rumah Biru'

Tempatku Berbagi Cerita, Tempatku berbagi Ceria, Tempatku berbagi Cinta, Tempatku berbagi Cita

Rabu, 10 Agustus 2011

Sajak Sajak Tujuh Belas ( 3 )




Kerinduan pada masa remaja terkadang melintas bagai slide-slide film.. dimana keceriaan, idealisme, romantisme dan pencarian jati diri menghentak-hentak menuju kedewasaan..
Dan sajak-saak berikut masih bagian dari tulisan catatan harianku saat masih berusia 17 tahun...

21. Bebaskan aku dari cengkeraman

Aku semut berotak

Yang dulu merengek

Mintakan hidup di bumi

Buat berkuasa semata

Kelaknatan

Kekerasan

Kedengkan

Kecintaan

Kedamaian

Keindahan

Dan semua yang ada

Adalah kawanku jua

Buat menempuh cita

Buat menebus dosa

Aku semut berotak

Mengapa pula butuh ini semua ?

Biarkan tiada jawab

Aku ingin lepas

Mencari hak yang ada

Dan seandainya jawab telah ada

Jangan pula racunkan padaku

Biarkan aku jangan acuh

Aku bukan mereka

Dia atau kau

Aku adalah diri puisi ini

^^ Medio Juli 1979^^


22. Janji berdebu

Aku menyesal

Telah kuucapkan sebuah janji

Pada kau

Yang mestinya kuakui kau keberatan

Aku tahu itu

Tapi telah terjadi dan harus

Untuk apa aku berkata ?

Yang penting aku ingin lupakan segala

Kata yang pernah kututurkan

Sekali jangan ucapkan kata maaf di depanku

Itu cukup membuatku tertoreh, sakit

Janji itu tlah berdebu

Kau tahu itu kan ?

Mestinya malam nanti kulaksanakan

Janji itu padamu

^^ malam Sabtu di akhir Juli ‘79^^


23. Perasaan Malam

Simphoni lagu itu terdengar lembut

Dari celah bibirmu yang menyatu

Denga seruling kesayangan

Aku tertegun

Bulan itu turut menyaksikan

Keindahan dan kemesraan

Yang kau berikan, padanya

Bulan itu tersenyum getir

Menahan berjuta derita

Indahnya yang kau berikan

Mengalun penuh pesona

Atau aku yang terlalu percaya

Akan filsafat dan puisi ??

Cinta ternyata hanyalah

Gelembung-gelembung mimpi

Yang bila kita tiup bagai balon mainan

Mengasyikkan !!

Tapi bila mimpi itu hilang

Gelembung-gelembung itu meletus

Ia akan ditelan frustasi !!

*juli 1979*


24. Ramadhan 1399H

( hai orang-orang yag beriman

Telah diwajibkan atasmu

untuk berpuasa

Seperti telah diwajibkan

Atas orang-orang

Sebelum kamu )

Begitu setiap dini hari kudengar

Begitu syahdu dan hening

Begitu meresap

di kalbu ini

tapi

Ramadhan ini

Sementara aku puasa

Seperti mereka jua

Kenapa hati ini tak tenang ??

** Batang, 5 Ramadhan 1399 H**


25. 7 Agustus 1979

(kepada sang kekasih)

Serpihan-serpihan kata

Telah terukir dan terpikir

Buat apa ?

: dia bilang adalah kata sapa :

Dan panasnya udara siang

Mengajak nostalgia ini

Terjadi

Entah untuk siapa

Yang jelas

Terlihat sinarmu

Di hatiku

Terlanjur ini terjadi

Tak mungkin diingkari

Deritaku yang sia-sia

Atau Cuma cerita kosong ?

Duh kekasih,

Kau jawablah sendiri

Sebab ku tak tahu

Yang kutahu

: kita masih butuh semua ini :

*Batang, 7 Agustus 1979*


26. Jangan cerita itu lenyap

Hai, jangan kau hapus ceritera itu

Aku masih ingin membacanya

Daripada mendengar ocehan

Kata fitnah dan adu domba

Hai, lihat ceritera itu begitu asyik

Ada hikmah dan petuah

Mengapa kau ingin melenyapkannya ??

Kalau kau sudah bsan

Biar aku yang jaga

Biar aku menghidupinya

Aku tak bosan

Bahkan aku ingin

Cerita itu kuabadikan

Tidak ada tapi ataupun alasan lagi

:jangan cerita itu lenyap:

^^ 10 Agustus 1979^^


27. Siapa

Kau yang merenung pagi itu

Sempat terjaga ketika aku lewat

Kau yang pilu

Menerimaku dengan sendu

Adakah ingat lagi ?

Sebab aku yakin

Bukan kau penyebab semua ini

Lalu siapa ??

Ataukah lantaran kau adalah aku

*Batang, 14 Agustus, 1979*



Tidak ada komentar: