Selamat Datang di 'Rumah Biru'

Tempatku Berbagi Cerita, Tempatku berbagi Ceria, Tempatku berbagi Cinta, Tempatku berbagi Cita

Minggu, 19 Juli 2009

Durhaka Kepada Orang Tua ????

Minggu lalu, saya melihat teman-teman di kantor pada usrek., berlalu lalang,. Sebentar-sebentar ada yang ke ruang depan.. tampaknya fotocopy sesuatu. Saya pandangi saja mereka dari pintu ruang kerja saya yg memang selalu terbuka. Banyak juga anak-anak SMK yang sedang PKL atau PSG, demikian juga adik2 mahasiswa ... Kalo pas apel, dilaporkan ada 16 orang,,,
Karena penasaran, saya bangkit menuju ruang tengah...
"Ada apa ?" Saya mulai nenyapa kepada teman-teman.
"Tidak ada apa-apa kok ..." jawab mereka. Saya melihat salah sorang menyembunyikan sesuatu.
"Itu foto copy apa?" tanya saya. Saya khawatir jangan-jangan ada informasi "salah" tapi "dibenarkan" dan diperbanyak... Biasalah... teman-teman suka begitu.. Kalo ada hal-hal agak ekstrim, seperti gossip perselingkuhan, dsb... malah cepat menyebar.. lebih-lebih menyangkut seseorang yang dikenal publik, khususnya di kota kecil Karanganyar.
"Boleh dong.. saya lihat....?" tanya saya lagi.
Teman saya pun akhirnya menyodorkan selembar kertas hasil copyan sambil bilang:
"Bahan pembinaan etika dan sopan sntun bagi anak-anak PKL" kata mereka
"Kalau ibu mau, silahkan ambil. Ini masih ada kok....". lanjutnya.
Dan selembar kertas putih itu pun berpindah tangan.
Saya buka dan saya baca judul tulisannya....
"BENTUK BENTUK DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA"
Saya mengernyitkan kening sambil tersenyum...
"Trima kasih ya? " Saya pun meninggalkan kerumunan teman-teman kembali ke ruang saya.
Sambil bersandar di kursi yang cukup besar.. mulailah saya baca tulisan itu.... Saya cari sumber bacaannya... kok tidak ada. Tapi bagus juga..
Inilah tulisan selengkapnya:

BENTUK-BENTUK DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA
[1] Menimbulkan gangguan terhadap orang tua, baik berupa perkataan ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit hati.
[2] Berkata "ah" atau "cis" dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
[3] Membentak atau menghardik orang tua.
[4] Bakhil atau kikir, tidak mengurus orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain daripada mengurus orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun dilakukan dengan penuh perhitungan.
[5] Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan "bodoh", "kolot", dan lain-lain.
[6] Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama juka mereka sudah tua dan lemah. Tetapi jika mereka melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri, maka tidaklah mengapa, dan karena itu seorang anak harus berterima kasih dan membantunya.
[7] Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
[8] Memasukkan kemungkaran ke dalam rumah
[9] Lebih mentaati isteri daripada kedua orang tua. Bahkan ada sebagian orang yang tega mengusir ibuya demi menuruti kemauan isterinya.
[10] Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam itu adalah sikap yang sangat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yng keji dan nista.

Saya menarik napas dalam-dalam... Bener juga... Dan kalimat-kalimat di atas, bagi saya tidak asing... Sebagian merupakan terjemah dalam ayat-ayat al-Quran, sebagian lagi adalah Hadis Rasul.. (maaf saya tidak hapal)......Kalo saya jadi orang tua, anak saya tahu akan hal ini, saya pasti senang, punya anak yang berbakti. Tapi anak jaman sekarang apa masih mau di doktrin semacam itu? Tentu tidak bisa instan. Alah bisa karna biasa. Sopan santun dan etika bisa bermakna kalo sudah terbiasa sejak kecil. Bahkan sejak dari dalam kandungan. Atau lebih dini lagi sejak berniat memiliki keturunan. Selain itu juga keteladanan..

Sambil merenung, saya bayangkan diri saya sendiri. Mestinya saya harus melaksanakan minimal 10 item tersebut bila tidak mau dikatakan anak durhaka oleh orang tua saya. Insya Alloh deh, yang normatif itu sudah saya laksanakan, bahkan mungkin lebih dari 10 norma... Tapi yang saya pikirkan adalah bagaimana agar saya tidak "durhaka" kepada anak saya?
Sudahkah saya memenuhi norma-norma sebagai orang tua? Menjadi orang tua harapan bagi anak saya? Sebab semakin lama tampaknya dunia orang tua dan anak menjadi semakin jauh...dibatasi dengan tembok perkembangan teknologi dan demokratisasi yang pesat....
Bagaimana tiba-tiba anak saya mengatakan: "Ibu, kalau saya tidak bisa meruskan sekolah, berpakaian dan makan yang layak, sering ditinggal pergi....tidak pernah diajak berlibur.....berarti ibu melanggar hak anak. Ibu Melanggar Undang-undang Perlindungan Anak. Ibu telah melakukan KDRT...."
Oh My God.... Mudah-mudahan semuanya bisa saya atasi. Kuncinya "komunikasi" harus lancar.... Antara orang tua dan anak harus bisa mengatakan: "Ku tahu apa yang kau mau...."

2 komentar:

Sekar Lawu mengatakan...

cucok Mbak, nice posting, seringkali kita lupa pada hak dan kewajiban terhadap ortu dan sebagai ortu. Ini inspiratif....

RUMAH BIRU mengatakan...

Thanks, diajeng...
munculnya inspirasi itu manakala diam2 aku menemukan dan membaca buku hariannya waktu SMP....
Moga2 kita bisa menjadi anak dan ortu yg baik ya? Juga isteri dan menantu yg baik tentunya hehehe..